Ide untuk membuat sebuah blog yang mampu menampung inspirasi saya sudah ada sejak lama. Beberapa kali saya berhasil membuat blog, tetapi selalu macet dalam penulisan dan tidak produktif dalam karya. Tepat pada tanggal 24 Januari 2012 saya memiliki ide untuk membuat sebuah blog yang mampu mengalirkan ide dan inspirasi saya yang seringkali spontan timbul. Nama dari blog ini tidak punya makna khusus, dengan sekejap saya langsung memberinya nama Pena Kribo. Yang terlintas dalam pikiran saya ketika itu ada dua hal, yang pertama adalah benak saya masih kuat mengingat orang bijak dahulu sering mengatakan " tiada kata tanpa sebuah pena ". Kata-kata itu berkorelasi dengan proses awal saya mengunyah pendidikan. Saat saya masuk Sekolah Dasar pada umur 4 tahun, ketika itu saya telah mampu membaca dan menulis. Hobby saya dari kecil adalah membaca dari Majalah Bobo, Donald Bebek, Anak Shaleh, Majalah HAI, Rolling Stones dan terakhir Tempo. Membaca tulisan para penulis senior di majalah-majalah tersebut membuat saya sakit hati, bukan karena tulisan mereka menyindir saya. Tapi saya sakit hati karena saya terus menerus membaca dan mereka terus menulis dan berkarya. Masa' saya hanya membaca terus ? Pena adalah jawaban dari semua rasa sakit hati itu. Karena dengan pena saya bisa menulis secara dinamis, memindahkan inspirasi dan imajinasi ke sebuah media. Pena dalam wujud fisik mungkin sudah jarang dipakai di era informasi ini. Tapi simbol Pena tetap dipakai di komputer, notebook bahkan tablet sebagai penanda aplikasi jika anda ingin menulis. Pena adalah antara atau penghubung, bermakna sesuatu yang dipakai menulis atau memindahkan ide ke sebuah media, dan yang terpenting bahwa makna itu sudah cukup mewakili hasrat, cita dan harapan saya untuk menghasilkan sebuah karya dengan cara menulis.
Semenjak reformasi yang bergulir pada tahun 1998, dimana kebebasan berpikir, berekspresi dan berpendapat mendapat ruang besar di tengah masyarakat kita. Sejalan denganitu dalam menyampaikan pendapat kita mesti memiliki ciri khas. Karena di era demokrasi ini sesuatu yang seragam itu menjadi tidak indah, demokrasi itu ibarat pelangi yang menjadi indah karena perbedaannya. Kita kemudian harus kembali menggali siapa diri kita, apa ciri khas kita dan kemana tujuan kita. Diri saya pun harus bertanya apa ciri khas saya, dengan agak berat saya harus mengakui bahwa rambut saya memang tidak lurus dan seringkali berdiri ke atas dengan kata lain kribo. Seketika memori masa kecil saya menyeruak jauh pada masa menjelang reformasi, sewaktu saya masih duduk di bangku sekolah dasar. Trend dunia pada saat itu adalah Boyband Westlife, ikon sepakbola saat itu David Beckham. Teman-teman saya yang berambut lurus dengan mudah dapat mengikuti sisiran rambut belah tengah ala David Beckham dan juga Brian Westlife. Saya pun terpengaruh oleh trend mayoritas itu, dan mencoba untuk menyisir rambut saya belah tengah pula. Alamak, teman-teman saya seringkali mengatakan bahwa rambut saya ini jangankan untuk menyamai, untuk meniru saja tidak akan mirip dengan rambut David Beckham. Hal itu tentu merupakan pertanda buruk bagi saya dan orang-orang lain berambut kribo yang hidup pada zaman itu. Begitu tersisihnya orang yang memiliki rambut kribo waktu itu sehingga berambut kribo itu pun mengalami diskredit dengan kalimat lain bahwa apabila anda terlahir dengan rambut kribo maka anda termasuk dalam golongan orang-orang jelek, hal itu telah terbukti membuat depresi sebagian orang kribo. Ketika virus rebonding masuk pada awal millenium atau tahun 2000 ke atas. Banyak sekali orang-orang kribo yang berusaha mengubah identitas dan meninggalkan masa lalunya. Mereka tampak percaya diri dengan rambut lurus hasil bonding-annya dan bergabung di komunitas besar manusia berambut lurus. Saya tetap konsisten dan tidak pernah sekalipun rebonding sampai detik ini. Karena saya tahu Kribo adalah pemberian Tuhan yang tak semua orang mendapatkannya. Pada masa saya di SMA para manusia kribo Indonesia mulai tertolong dengan hadirnya Giring Nidji sebagai penyanyi yang mudah diingat dengan rambut kribonya dan disusul terus setelah itu dengan kemunculan anak band-anak band lain yang timbul dengan rambut serupa seperti Erik Samsons dan lain sebagainya. Seketika para manusia kribo di Indonesia mulai bangga dan percaya diri dengan rambutnya, mereka mulai menumbuhkan dan mengembangkan rambutnya. Ciri khas yang berbeda itu dengan sekejap mata menjadi trend dan digandrungi banyak orang. Pada masa tengah kuliah saya, rambut saya panjang sebahu, membuat saya populer dengan panggilan Azwar Kribo. Dimanapun saya berada tampak sekali orang dengan mudah mengenali dan mengingat karakter saya karena rambut. Bahkan pada suatu ketika di Mall Lembuswana ada ibu hamil yang sedang ngidam meminta izin memegang-megang rambut saya dan bertanya apakah ini rambut asli atau wig ?. Ibu itu ingin sekali anak yang sedang dikandungnya memiliki rambut Kribo seperti rambut saya padahal rambut Ibu itu dan suaminya yang ada tepat di sebelahnya adalah lurus. Harus saya katakan Wow!, karena saya terkejut dan mulai menyadari bahwa rambut Kribo itu ternyata hadiah dari Tuhan dan bukan didapat karena sial ataupun kemalangan. Rambut Kribo adalah keunikan sepanjang masa yang tetap memiliki daya tarik kapanpun zamannya. Abah saya sering bilang kalau manusia itu dinilai dari rambutnya, apabila rambutnya rapih maka itu pertanda pemikirannya linier dan sistematis. Jika rambutnya Kribo dan urakan, maka gaya berpikirnya adalah rumit berputar-putar dan kusut penuh tanda tanya. Barangkali itu benar, karena tulisan asal usul blog ini saja serumit ini >_<
Pena Kribo adalah sebuah identitas, tentang seorang manusia berambut kribo yang ingin terus menerus menulis dan bermanfaat bagi masyarakat dunia. Pertanyaan mayoritas yang muncul saat anda masuk ke dalam blog ini adalah "adakah Pena Kribo dalam wujud nyata ? ", oh maaf saya juga belum pernah menemukannya. Nama ini sekedar abstraksi saja. Kalaupun ada yang berminat mewujudkan Pena Kribo dalam bentuk barang komersil, saran saya hasil penjualannya bisa diberikan kepada anak-anak berambut kribo yang tidak mampu tetapi memiliki niat untuk MAJU...
" Tiada kata tanpa sebuah pena, Banyak kata dari seorang Kribo ".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar